Prabumulih (15/10). Jajaran pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Prabumulih melakukan kunjungan ke Majelis Taklim Masjid Al-Barokah naungan LDII Prabumulih. Kunjungan ini juga dihadiri oleh Camat Prabumulih Selatan, Sukarno, Ketua Baznas Kota Prabumulih, Babinkamtibmas, Babinsa, serta seluruh pengurus DPD, PC, dan PAC LDII se-Prabumulih.
Dalam sambutannya, Sukarno menyatakan bahwa kegiatan MUI di Prabumulih bertujuan untuk pembinaan umat Islam, khususnya di Kecamatan Prabumulih Selatan. “Selain untuk pembinaan umat, kegiatan ini juga bertujuan mempererat tali silaturahim antara MUI dan ormas Islam seperti LDII, terutama di tahun politik ini,” ungkap Sukarno.
Ia menghimbau agar warga Kelurahan Tanjung Raman, khususnya warga LDII, menjaga tali silaturahim dan tidak saling membenci meskipun ada perbedaan dukungan terhadap pasangan calon walikota.
Arsani, mewakili MUI Kota Prabumulih, menyampaikan bahwa acara ini merupakan bagian dari program “Gerakan Ulama Menyapa Umat.” Ia menjelaskan, tugas MUI adalah menyatukan umat. “MUI berfungsi sebagai penyejuk umat, penengah di tengah perbedaan, serta menjadi teladan bagi keluarga dan masyarakat, termasuk warga LDII,” katanya.
Acara ini dilanjutkan dengan tausiyah yang disampaikan oleh Ustaz Solihin, pengurus MUI Kecamatan Prabumulih Selatan. Dalam tausiyahnya, Solihin mengingatkan pentingnya memperbanyak silaturahim di antara umat Islam untuk memperpanjang umur dan melapangkan rezeki. “Masalah ibadah, politik, dan dukungan terhadap kandidat jangan sampai memecah belah umat. Kita harus menghindari fanatisme berlebihan yang dapat memutuskan silaturahim,” tuturnya.
Masih dalam suasana Maulid Nabi, Solihin mengingatkan bahwa Nabi Muhammad adalah suri tauladan bagi umat Islam. Beliau memiliki sifat lembut dan tutur kata yang sopan. “Gunakan lisan untuk hal-hal yang mulia, seperti berdoa, berzikir, dan membaca Al Quran. Orang yang berakhlak baik dapat menyesuaikan diri di mana pun berada,” ujarnya.
Solihin menambahkan bahwa senyum adalah bagian dari sedekah dan seharusnya tidak hilang karena perbedaan dukungan politik.
Oleh: AL_ DRIN (contributor)
Kunjungi berbagai website LDII
DPP, DPP, Bangkalan, Tanaroja, Gunung Kidul, Kotabaru, Bali, DIY, Jakpus, Jaksel, Jateng, Kudus, Semarang, Aceh, Babel, Balikpapan, Bandung, Banten, Banyuwangi, Batam, Batam, Bekasi, Bengkulu, Bontang, Cianjur, Clincing, Depok, Garut, Jabar, Jakarta, Jakbar, Jakut, Jambi, Jatim, Jayapura, Jember, Jepara, BEkasi, Blitar, Bogor, Cirebon, Kalbar, Kalsel, Kaltara, Kalteng, Karawang, Kediri, Kendari, Kepri, ogor, Bogor, Kutim, Lamongan, Lampung, Lamtim, Kaltim, Madiun, Magelang, Majaelngka, Maluku, Malut, Nabire, NTB, NTT, Pamekasan, Papua, Pabar, Pateng, Pemalang, Purbalingga, Purwokerto, Riau, Sampang, Sampit, Sidoarjo, Sukoharjo, Sulbar, Sulsel, Sultra, Sumbar, Sumsel, Sumut, Tanaban, Tangsel, Tanjung Jabung Barat, Tegal, Tulung Agung, Wonogiri, Minhaj, Nuansa, Sako SPN, Sleman, Tulang Bawang, Wali Barokah, Zoyazaneta, Sulteng