271593399_3075568676093828_258493383674627851_n.jpg
Jawa Timur (9/01). Kementerian Agama Republik Indonesia Kabupaten Kediri adakan tasyakuran dan doa bersama dalam rangka memperingati Hari Amal Bakti Kemenag (HAB) Kemenag RI ke-76 di lingkungan kantor Kemenag Kab. Kediri. LDII Kabupaten Kediri diwakili oleh Wakil Ketua DPD LDII Kabupaten Kediri, Yoyok Dwi Sasongko hadir pada undangan tasyakuran tersebut.
Selain itu, hadir seluruh perwakilan umat beragama dan ormas islam di Aula Kemenag, pada Jumat, 7 Januari 2022. Kepala Kemenag, H. Zuhri mengajak semua pegawai di lingkungan Kemag Kabupaten Kediri untuk pelayanan terbaik kepada masyarakat, untuk memenuhi permintaan Menag terkait dengan transformasi pelayanan, sudah tidak zamannya sebagai pejabat harus dihormati, dilayani oleh masyarakat.
Yaqut Cholil Qoumas, Menag RI dalam video ucapan HAB Kemenag 2022, mengajak agar menjaga kualitas pelayanan kehidupan dan kerukunan umat beragama dan melakukan transformasi layanan umat. “Terhadap penyelenggaraan pemerintahan dalam bidang agama, Kemenag hadir untuk terus menjaga kualitas pelayanan kehidupan dan kerukunan umat, serta pendidikan agama dan keagamaan, mari terus mengabdi dengan sepenuh tekad dan komitmen, lakukan transformasi layanan umat untuk Kemenag yang lebih terbuka, maju dan bermartabat,” kata Yaqut Cholil Qoumas.
Gus Reza Ahmad Zahid dalam ceramahnya mengajak masyarakat untuk mensyukuri hidup di negara Indonesia, di mana Indonesia memiliki keberagaman suku dan agama, bahkan salah satu teman Gus Reza dari Timur Tengah tidak nyaman hidup di negaranya, ia ingin berada di Indonesia karena menurutnya Indonesia dengan keberagaman suku dan agama tetapi tetap bisa rukun dan memiliki toleransi yang tinggi.
“Kita supaya mensyukuri hidup di Negara Republik Indonesia dengan keberagaman suku dan agama, saya punya teman dari Timur Tengah beberapa kali kirim pesan melalui whatsapp, minta untuk dijadikan tenaga pengajar di lembaga pendidikan saya, setelah saya tanya, jawabnya dia sudah jenuh hidup di negaranya, karena di negaranya setiap saat ada peperangan, ia iri dengan Indonesia, di mana Indonesia terdapat berbagai macam keyakinan, suku dan agama tapi bisa rukun.” Kata Gus Reza.
Gus Reza juga menambahkan bahwa di Perancis, di mana ketika mereka berada di lingkungan pemerintahan harus menanggalkan identitas agamanya, karena menurut mereka agama tidak mungkin bersatu dengan kepentingan pemerintah. Kalau di Indonesia antara pemerintahan dan agama bisa menyatu dengan baik terbukti dalam kementrian agama semua bertekad memajukan Indonesia.
Oleh: Rozy Mujahid (contributor) / Faqihu Sholih (editor)